Susi Air Akan Kembali Beroperasi di Bandara Sanggu Buntok

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, terus berupaya memberikan pelayanan penerbangan lokal di Bandara Sanggu, Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah untuk memudahkan akses transportasi udara bagi warga setempat.

Sebab itu, kerjasama dengan maskapai pesawat perintis terutama Susy Air pun tetap dilanjutkan dalam tahun 2019 ini dengan mengoperasikannya untuk pelayanan dari Buntok menuju Banjarmasin (PP) dan menggunakan dana APBD Barsel juga akan ditambah rute dari Buntok ke Palangkaraya yang akan dilakukan tahun ini.

“Ya, dari kementerian perhubungan sudah ada kerjasama untuk operasional pesawat Susy Air dari Buntok ke Banjarmasin dan rencananya dalam perubahan anggaran APBD Barsel akhir tahun ini, juga akan dianggarkan dana oprarasional pesawat Susy Air dari Buntok menuju Palangkaraya ,” ujar Bupati Barsel, H Eddy Raya Samsuri, Jumat (22/2/2019).

Tidak hanya itu, Kementerian Perhubungan juga menggelontor anggaran untuk perpanjangan landasan pacu Bandara Sanggu Buntok dari 750 meter menjadi 1.200 meter dengan menyediakan dana mencapai Rp 46 Miliar ,merupakan dana sharing dengan pusat.

Dikatakan Bupati Buntok, perluasan landasan pacu bandara Sanggu teraebut tidak hanya dilakukan dalam tahun 2019 ini saja tetapi juga akan dilakukan dalam tahun 2020 mendatang yang diharapkan dana untuk perluasan bandara bisa mencapai Rp100 miliar digabung dengan dana APBD Barsel.

Keberadaan operasional Bandara Sanggu yang melayani pekayanan menggunakan pesawat perintis tersebut cukup diminati warga setempat, terutam pebisnis dan mahasiswa yang belajar di Kalsel atau di Palangkaraya, karena lebih cepat dalam menuju kota Palangkaraya atau Banjarmasin.

“Harapan kami jangan hanya pesawat perintis yang bisa mendarat tetapi juga pesawat berbadan besar seperti ATR akan lebih baik lagi jika nenggunakan pesawat boing yang bisa terbang dari Buntok menuju Surabaya atau Jakarta, sehingga kami jika naik pesawat tak perlu harus ke Banjarmasin atau Palangkaraya,” ujar Dewi Puspita, salah satu mahasiawa UPR asal Buntok.